IG Pertahankan Mutu Kopi

IG Pertahankan Mutu Kopi

\"\"KEPAHIANG, BE – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) melalui Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Kepahiang terus memberikan pembinaan kepada sejumlah kelompok tani (Poktan) yang tergabung dalam Masyarakat Perlindungan Indeks Geografis (MPIG). Pembinaan dan sosialisasi bertujuan untuk mempertahankan nilai mutu kopi robusta asal Kabupaten Kepahiang yang sudah mendapat sertifikat Indeks Geografis (IG) dari Kemenkumham. Menurut Kadis Pertanian Kepahiang, Hernawan SPKP melalui Kabid Perkebunan, Deva Yurita Ambarini SP, pembinaan atau penyuluhan ini untuk mempertahankan sertifikat IG yang dikeluarkan Kementrian Hukum dan HAM (Kemenkum dan HAM) tahun 2018 lalu.

“Tahun 2018 lalu kopi kita dari Kabupaten Kepahiang sudah mendapat pengakuan secara nasional. Jadi kita harus memberikan pembinaan kepada poktan untuk mempertahankan kualitas kopi Kepahiang ini, jangan sampai kulitasnya menurun,” ungkapnya.
Dijelaskannya, 2018 lalu kopi robusta Kepahiang sudah memenuhi semua persyaratan dan standar operasional. Diantaranya, kopi Kepahiang sudah diteliti di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia Jember. “Berdasarkan hasil penelitian kopi Kepahiang mendapat nilai mutu di atas 80. Jadi Kemenkumham mengeluarkan sertifikat pengakuan, bahwa kopi Kepahiang sudah diakui secara nasional,” bebernya. Ditambahkannya, kopi yang diolah Poktan yang tergabung dalam MPGI ini tidak sembarangan. kopi yang dipanen mereka harus kopi masak merah, dan tidak campur dengan buah kopi yang masih muda. “Jumlah Poktan yang tergabung dalam MPIG ini ada sekitar 12 poktan yang berada di Kecamatan Kabawetan. Jadi mereka Poktan yang tergabung dalam MPIG ini harus mempertahankan hasil olahan kopi Kepahiang, karena setiap tahun sampel kopi Kepahiang kita kirim ke pusat penelitian. Jangan sampai hasil sampel kopi yang kita kirim ini nilai mutunya menurun,” pungkas Deva Yurita Ambarini.

Tingkatkan Hasil

Program kopi sambung yang dilaksanakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepahiang sejak 2016 sudah mulai panen raya. Sehingga hasilnya akan jauh lebih meningkat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Khusunya untuk Kecamatan Kabawetan, Muara Kemumu, Bermani Ilir, Merigi, Ujan Mas dan Seberang Musi. Karena program kopi sambung dari Dinas Pertaniansudah memasuki masa panen raya tahun ini.
“Ya, untuk program 2016 sudah mulai panen, sementara yang tahun 2018 juga sudah mulai berbuah,” ungkap Kepala Dinas Pertanian Kepahiang, Hernawan SPKP.
Menurutnya, prediksi peningkatan hasil panen petani dua kali lipat dari pengelolaan kopi biasa. Sebelum menggunakan teknologi stek sambung produksi kopi petani setiap satu hektar kebun kopi diperkirakan hanya kisaran 500 kg hingga 700 kilogram. Pasca penerapan teknologi stek sambung hasil produksi kopi bisa mencapai 1 ton hingga 2 ton perhektarnya. “Ya, untuk peningkatan hasil panen sangat bagus bila pakai kopi stek,” tuturnya. Kecamatan kabawetan pengembangan kopi sambuang direalisasikan melalui dana APBN 2018 sebanyak 336.000 batang. Bibit kopi sambung disalurkan kepada 14 kelompok tani. Diantaranya, berada di Desa Sidorejo, Tangsi Duren, Suka Sari, Bandung Baru, Baret Wetan, Bukit Sari, Air Sempiang dan Desa Pematang Donok. Entres kopi Rabusta Sintaro 1 dan Sehasen, bibit diambil dari kebun kelompok tani di Desa Bukit Sari, Kecamatan Kabawetan yang disambungkan kepada batang kopi tani penerima program bantuan stek sambung. Kualitas bibit sudah lolos seleksi dan dikukuhkan dengan SK Menteri Pertanian RI No. 142/KPTS/KB.020/12/2017 tanggal 29 Desember 2017. (320)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: